Teknik Memulai Sebuah Tulisan
(Emai,wmangarinusw@mail.com)
1. Teknik Bercerita
(JUDUL TULISAN ANDA)
Nama Anda
Seminggu yang lalu, saya bertemu kembali dengan teman masa kecil dulu. Beliau terlihat begitu beda dari beberapa tahun yang lalu. Yang jelas, perbedaannya yang sekarang dengan yang dulu adalah keceriaan wajahnya. Saya melihat wajahnya begitu bersih dan bahagia. Barangkali yang menyebabkannya terlihat begitu bahagia adalah ketenangannya dalam menjalani setiap masalah yang ada dalam kehidupannya.
Saat pertemuan itu, ia tak ragu menyapa saya terlebih dahulu. Duh, begitu humblenya beliau. Tidak ubah dari masa kecilnya. Sama-sama mudah menyapa orang lain dan begitu ramah pada siapa saja. Termasuk kepada saya yang padahal sudah beberapa tahun tidak bertemu.
(lanjutin terus ceritanya, sampai di mana Anda merasa ceritanya telah selesai)
***
(setelah cerita selesai, maka ambil hikmah atau pelajaran dari cerita tersebut. Seperti di bawah ini)
Begitulah hubungan persahabatan. Walaupun sudah terpisah jauh dan sudah lama tidak bertemu, yang namanya sahabat akan tetap selalu hangat. Memberikan senyumannya, memberikan kebahagiaannya, dan memberikan apapun yang ia punya kepada kita.
Ketika kita merasa telah memiliki sahabat yang saat kita berada dekatnya, ia selalu memberikan ketenangan pada kita. Maka, jagalah ia dengan sebaik-baiknya.
Note: saat menggunakan teknik menulis dengan bercerita ini, Anda boleh menggunakan subjek aku, saya, kamu, atau menyebut nama tokohnya langsung. Lebih kurang teknik bercerita ini sama seperti menulis cerpen, kemudian di bagian akhir, dituliskan hikmah dan pelajaran apa yang didapatkan dari cerita yang dituliskan.
2. Teknik Percakapan
(JUDUL TULISAN ANDA)
Nama Anda
Ibu : Nak, ibu boleh minta tolong sesuatu?
Anak : Kenapa, Bu?
Ibu : Ibu minta tolong dibelikan teh dan kopi di warung untuk minum bapak besok pagi. Anak : Ah, nanti saja, Bu. Saya lagi bikin tugas kuliah.
Ibu : (ibu hanya diam)
(lanjutkan terus sampai Anda merasa bahwa percakapannya telah selesai)
***
Ingatlah, selagi kedua orangtuamu masih ada dan hidup di dunia ini, maka maksimalkanlah berbakti kepada mereka. Karena, kita tidak pernah tahu, kapan ajal dan kematian akan menjemput mereka. Jangan sesekali berkata “ah” atau membangkang kepada mereka. Bukankah kita juga sudah sering mendengarkan kalimat bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu? Itu artinya kita haruslah memaksimalkan amalan kebaikan kita kepadanya. Jangan sampai kita baru menyesal, ketika mereka telah meninggal dunia.
Note: teknik ini dimulai dengan percakapan. Apapun itu percakapannya, silakan. Setelah itu, ambil pelajaran dan hikmah dari percakapan seperti contoh yang telah saya tuliskan di atas.
3. Teknik Quote/Kutipan
(JUDUL TULISAN ANDA)
Nama Anda
“Yang melemahkan semangat ada dua perkara. Pertama, prasangka, kedua hati busuk.”
(Buya Hamka)
Memang betul bahwa semangat itu seperti iman dalam kehidupan manusia, kadang naik dan kadang turun. Ia selalu bergelombang dan tentu kita sebagai aktor kehidupan ini harus terus membuatnya menjadi seimbang.
Buya Hamka, sebagaimana seperti kutipan di atas, semangat itu bisa melemah karena dua perkara. Penyebab pertamanya adalah prasangka (buruk) kita kepada orang lain. Kedua, hati busuk kita yang tidak suka melihat orang lain berbahagia.
Note: Anda bisa mengawali tulisan dengan sebuah kutipan atau quote. Kutipan atau quote siapapun itu, termasuk bisa dengan kutipan atau quote yang Anda buat sendiri. Setelah itu, uraikan maksud tulisan Anda hingga selesai.
4. Teknik To The Point
(JUDUL TULISAN ANDA)
Nama Anda
Ada yang bilang kalau CINTA adalah (C)erita (I)ndah (N)amun (T)ak (A)badi. Di satu sisi, saya sepakat. Namun, di sisi lain barangkali ada hal yang harus diperjuangkan bersama.
Cinta akan menjadi tak abadi jika kita tak mampu memosisikan cinta dengan sebaik-baiknya. Cinta akan terus menjulang tinggi, jika kita bersikap dewasa kepada cinta. Sebab, cinta akan memberi segalanya. Akan membuat kita lebih bersemangat, lebih berbahagia, dan lebih optimis dalam kehidupan ini.
Namun, juga berhati-hati bahwa cinta bisa membuat kita jatuh, patah, dan kecewa.
Note: teknik to the point langsung menceritakan atau menuliskan maksud dari tulisan yang Anda sampaikan.
5. Teknik Puisi
(JUDUL TULISAN ANDA)
Nama Anda
Sebelum senja kemarin, aku masih menatapmu lekat-lekat
Batang hidungmu masih terlihat jelas
Senyummu masih merekah, seulas bibirmu pun masih melengkung
Namun, kini tiada, tak ada lagi itu semua
Tepat tengah hari itu, kamu disambar bukan oleh petir
Tapi, oleh ajalmu sendiri, di atas keras dan panasnya aspal
Digiling roda-roda raksasa yang melintas
Begitulah hidup, pasti akan tiba titik terakhirnya, titik yang bernama kematian. Tidak mengenal tua atau muda. Tidak mengenal sakit atau sehat. Semua pasti akan tiada.
Note: puisinya bebas, bisa kamu tuliskan sendiri, atau bisa menggunakan puisi penyair lain asalkan kamu cantumkan siapa yang menulisnya. Kemudian setelah itu, buatlah tulisan yang kamu tulis sendiri yang berkaitan dengan puisi sebagai pembuka tulisanmu tadi.
.
![]()
![]()
NOTE: Lima teknik kepenulisan di atas adalah teknik yang biasa saya gunakan saat menulis buku. Jika Anda juga ingin menggunakan teknik yang sama. Silakan. Namun, jika ada teknik lain yang Anda ingin gunakan di luar teknik yang lima di atas, juga silakan. Kelima teknik kepenulisan di atas hanyalah sebagai panduan awal ketika Anda ingin mulai menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda di blog kami.